Kamis, 11 Agustus 2016

mengenal lebih dalam tentang google chrome



Chrome OS memang belum populer di kalangan pengguna komputer. Tetapi tidak menutup kemungkinan suatu saat OS buatan Google ini bisa merangsek naik ke jajaran OS papan atas, seperti yang telah dilakukan Android di pasar OS Smartphone. Sebenarnya seperti apa sih Chrome OS itu? Di artikel ini PG akan mengajak kamu untuk mengenal lebih dalam tentang Chrome OS ini.

Apa itu Chrome OS?

Chrome OS adalah sistem operasi berbasis Linux yang dikembangkan oleh Google. Sistem operasi ini secara khusus dikembangkan agar bisa bekerja dengan baik dengan berbagai web apps di Chrome Web Store.

Chrome OS vs Chromium OS?

Banyak yang masih bingung dengan beda antara Chrome OS dengan Chromium OS. Chromium OS adalah versi open source dari Chrome OS. Chromium OS bisa didownload source code-nya oleh siapapun, bisa dimodifikasi dan dicompile oleh developer manapun. Sedangkan Chrome OS hanya akan disertakan di perangkat tertentu (Chromebook atau Chromebox) buatan Google atau Partner dari Google.
Chrome OS sudah diumumkan perilisannya sejak 7 Juli 2009, dan baru pada November 2009 Google menjadikannya Open Source dengan nama versi open source-nya yang diberi nama Chromium OS.

User Interface

Jika kamu adalah pengguna browser Google Chrome, maka kamu tidak akan asing dengan User Interface dari Chrome OS. Fitur dan tampilan Chrome OS memang identik dengan Google Chrome.
Saat pertama kali menghidupkan Chrome OS, kamu akan diminta untuk login ke akun Google kamu.
Setelah login, kamu akan disambut dengan tampilan desktop yang bersih dan simple. Kamu bisa mengganti gambar background sesuai dengan yang kamu inginkan.

Chrome OS terintegrasi dengan semua layanan Google seperti Google Drive, Google Docs, Gmail, Google Play, Google Plus, dan Google Search. Kamu juga bisa menginstall berbagai aplikasi lainnya dari Chrome Web Store. Setiap aplikasi bisa diinstall dengan cepat dan mudah, seperti saat menginstall ekstensi di Google Chrome.




File explorer Chrome OS juga terlihat sederhana. File Explorer ini sudah terintegrasi dengan zip archiver sehingga kamu bisa melakukan ekstrak atau compress tanpa menginstall aplikasi tambahan.

Halaman setting Chrome OS juga tidak jauh berbeda dengan halaman setting Google Chrome.

Chrome OS bisa berjalan dengan sangat cepat. Hanya butuh hitungan detik bagi OS ini untuk booting atau shutdown. Hal ini tidak begitu mengherankan karena memang OS ini sangat simple dan hampir semua aplikasinya berjalan secara cloud.

Harga

Satu hal yang sulit ditandingi dari Chromebook adalah masalah harga. Yup, Chromebook dengan Chrome OS harganya sungguh jauh dibawah harga laptop pada umumnya. Bayangkan saja, Acer C7 Chromebook hanya dijual seharga $199 (Rp. 1,9 jt), Samsung Chromebook seharga $249 (Rp. 2,4 jt), dan Samsung Chromebook 550 seharga $449 (Rp. 4,3 jt). Harganya sangat menggoda sekali khan?

Kekurangan

Karena memang dikembangkan secara khusus untuk aplikasi cloud dan web apps, Chromebook tidak disertai dengan hardisk berkapasitas besar. Chromebook Samsung hanya disertai dengan hardisk SSD berkapasitas 16GB saja, yang tentu saja didedikasikan untuk OS dan berbagai file sistem di Chromebook tersebut. Sedangkan file kita “disarankan” untuk disimpan di cloud storage semacam Google Drive.
Tentu saja hal itu memerlukan koneksi internet yang cepat. Tanpa internet berkecepatan tinggi, akan sulit bagi kita untuk bisa mengakses file dan data kita yang tersimpan di cloud storage.

Penggunaan

Dengan fitur dan spesifikasi tersebut, Chromebook hanya cocok digunakan untuk kegiatan browsing dan office saja. Pelajar, mahasiswa, pekerja kantoran, atau siapapun yang ingin menyelesaikan pekerjaannya bisa mengambil manfaat dari Chromebook ini.
Bagaimana? Tertarik dengan Chromebook tidak?
Bagi kamu yang ingin mencoba Chrome OS tanpa membeli Chromebook, kamu bisa menginstall Chromium OS di komputer kesayangan kamu. Langsung saja baca cara install Chromium OS yang sudah pernah PG bahas sebelumnya.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon